Senin, 22 September 2014

stres adaptasi



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang selalu berubah-ubah. Manusia sebagaimana ia ada pada suatu ruang dan waktu, merupakan hasil interaksi antara jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketiga unsure tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Dalam segala masalah, kita harus mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu keseluruhan (holistic) sehingga manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial.
Oleh karena itu, apabila terjadi gangguan pada jasmani, akan menimbulkan usaha penyesuaian secara fisik atau somatic. Demikian pula apabila terjadi gangguan pada unsure rohani, akan menimbulkan usaha penyesuaian secara psikologis. Usaha yang dilakukan organisme untuk mengatasi stress agar terjadi keseimbangan  yang terus-menerus dalam batas tertentu dan tetap dapat mempertahankan hidup dinamakan homeostasis.
Sumber gangguan jasmani (somatic) maupun psikologis adalah stress. Apabila kita mampu mengatasi keadaan stress, perilaku kita cenderung berorientasi pada tugas (task oriented), yang intinya untuk menghadapi tuntutan keadaan. Namun, apabila stress mengancam perasaan, kemampuan, dan harga diri kita, reaksi kita cenderung pada orientasi pembelaan ego (ego defence-oriented). Penyesuaian yang berorientasi pada tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi pada pembelaan ego disebut “mekanisme pertahanan diri atau MPE = Mekanisme Pertahanan/Pembelaan Ego ( Ego defence mechanism)”.










 B. Rumusan Masalah
-Apa stres dan adaptasi itu ?
-Apa saja stres dan adaptasi pada siklus kehidupan perempuan dan  penanggulangannya?
-Apa mekanisme koping itu?
-Apa perbedaan stres dan gangguan jiwa?
C. Tujuan
Sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan I dan untuk lebih mengetahui tentang apa itu stres dan adaptasi itu
BAB II
STRES ADAPTASI
A.    Pengertian Stres
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran akibat tekanan, perubahan, ketegangan, emosi dan lain-lain yang menimbulkan dampak pada fisik dan psikologi seseorang.

 B. Faktor yang mempengaruhi Stres
A.    Faktor biologisà Herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofsiologik, dan neurohormonal.
B.     Faktor psikoedukatif/sosio culturalà Perkembangan kepribadian, pengalaman, dan kondisi lain yang mempengaruhi

 C. Penggolongan Stres
Apabila ditinjau dari penyebab stress, menurut Sri Kusmiati Desminiarti (1990), dapat digolongkan sebagai berikut.
1.     Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperature yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
2.     Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormone, atau gas.
3.     Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang menimbulkan penyakit’
4.     Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur , fungsi jaringan, organ atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
5.     Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.
6.     Stres psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, social, budaya, atau keagamaan.

 D. Sumber Stres Psikologis
Menurut Maramis, ada empat sumber atau penyebab stress psikologis, yaitu :

1.Frustasi

Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral melintang, misalnya apabila ada perawat Puskesmas lulusan SPK bercita-cita ingin mengikuti D3 Akper program khusus puskesmas, tetapi tidak diizinkan oleh istri/suami, tidak punya biaya, dan sebagainya.
Frustasi ada yang bersifat intrinsic (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
2.Konflik
Timbulnya karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach-approach conflict, approach-avoidance conflict, atau avoidance-avoidance conflict.
3.Tekanan
Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari luar diri individu, misalnya orang tua menuntut anaknya agar di sekolah selalu ranking satu atau istri menuntut uang belanja yang berlebihan kepada suami.
4.Krisis
Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stress pada individu, misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan, dan penyakit yang harus segera dioperasi.
Keadaan stress dapat terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya frustasi, konflik, dan tekanan.

 E. Reaksi dan Respon Tubuh Terhadap Stres
        Respon stres melibatkan semua fungsi tubuh, sehingga terlampau besarnya stres yang menghabiskan sumber-sumber adaptif kita dapat menyebabkan kelelahan, beragam masalah kesehatan, dan bahkan akibat yang fatal.

1.      Respon Fisik
·         Rambut
·         Mata
·         Telinga 
·         Ekspresi wajah
·         Mulut
·         Kulit
·         Sistem Pernafasan
·         Sistem Kardiovaskuler
·         Sistem Pencernaan
·         Sistem Perkemihan.
·         Sistem Otot dan tulang
·         Sistem Endokrin\

2.      Respon Psikologis
Faktor-faktor Psikologis dapat mempengaruhi fungsi fisik, faktor-faktor fisik juga dapat mempengaruhi fungsi mental. Gangguan fisik yang diyakini disebabkan atau dipengaruhi faktor psikologis pada masa lalu yang disebut psikosomatis (psychosomatic) atau psikofisiologis. 
·        Daya pikir
F. Mekanisme terjadinya stress dan pengaruhnya terhadap pikiran dan tubuh.
Setiap kali ada ransangan/ perubahan yang dirasakan oleh panca indra kita, maka melalui syaraf2 panca indra tersebut mengirimkan signyal ke Hypophyse (berada di dasar otak) sebagai alaram selanjutnya mengirimkan signyalnya ke kelenjar anak ginjal untuk melepaskan hormone Adrenalin dan Cortisol, Cortisol ini meningkatkan gula darah yang terutama digunakan otak (berfikir/mengatur), selain itu fungsi cortisol untuk meningkatkan persediaan bahan perbaikan sel2 tubuh, system kekebalan tubuh, reproduksi dan pertumbuhan serta merangsang beberapa kelenjar tubuh lainnya untuk peroses metabolisme sedangkan Adrenaline meningkatkan denyut jantung , dan peningkatan tekanan darah dan juga meningkatkan pasokan energi.
Jika pikiran dan tubuh selalu cemas karena stres yang berlebihan setiap hari,lama kelamaan tubuh akan menghadapi masalah-masalah kesehatan serius.Tubuh sebagai Hardwire akan bekerja terus menerus dalam kondisi tidak normal/ overload yang akhirnya dapat menyebabkan:
·         Gangguan jantung
·         Masalah  tidur
·         Masalah  pencernaan
·         Depresi
·         Obesitas
·         pelemahan Memori/ingatan
Kelainan pada kulit  seperti eksim  dan lain-lain,Dengan adanya kelainanan -kelainan pada tubuh tadi (dirasakan) menyebabkan kekewatiran , memicu pemikiran2 yang tidak rasional.
G.Adaptasi
1. Pengertian Adaptasi
Adaptasi adalah penyesuaian diri, dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan sekitar dengan harapan mengatasi kesulitan dan hambatan dari persoalan yang ada karena perbedaan dari kebiasaan.
2. Stres dan Adaptasi pada Siklus Kehidupan Perempuan dan Penanggulangannya
          Perempuan adalah individu yang seringkali berperan ganda sehingga pada perempuan sering kali mudah terjadi stres, dari mulai remaja, pranikah, masa hamil, masa nifas, masa menyusui dan masa menopause atau sering disebut siklus kehidupan wanita.
3. Pada Masa Remaja
Masa remaja bisa disebut sebagai puncak stress seseorang. Disinilah masa dimana pertentangan antara naluri keremajaannya berbenturan dengan peraturan, konflik, tuntutan, dominasi, keluarga dan lingkungan. Peralihan masa dari jiwa kanak-kanak yang labil menuju jiwa yang lebih dewasa. Di masa remaja inilah stress yang akan menentukan tingkat kedewasaan seseorang.

4. Pada Masa Pranikah
Penyebab Terjadinya Sindrom Pranikah:
1.     Belum benar-benar siap untuk menikah.
2.     Belum siap untuk punya anak.
3.     Kedua calon mempelai membayangkan indahnya pernikahan, tapi terkadang tanpa belajar untuk siap menerima kekurangan-kekurangan dari orang yang kelak menikah dengannya, akibatnya menjelang pernikahan berlangsung muncul rasa gamang dan ragu terhadap pasangannya.
4.     Kejenuhan pada salah satu calon mempelai atau keduanya.
5. Pada Masa Kehamilan
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologi yaitu:
·        Trimester pertama : timbul fluktuasi lebar aspek emosional sehingga periode ini mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
·        Trimester kedua : fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih berfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan, kehidupan seksualkeluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya.
·        Trimester ketiga : berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin akan dihadapi.

5. Pada Masa Nifas
Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stress pasca persalinan, terutama pada ibu primipara. Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut
·         Fungsi yang memengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua
·        Respons dan dukungan dari keluarga dan teman dekat
·        Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya
·        Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan


6. Pada Masa Menyusui
Masa menyusui terkadang menjadi masa yang membuat stres ibu, banyak gangguan dan perubahan pada fisik dan psikologi pada ibu yang menyusui,contohnya pada payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan anti body, dan protein, sebagian ibu membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya justru ASI ini sangat bagus untuk bayi.
7. Pada Masa Menopause/Klimaksterium
Selama menopause, wanita menghadapi perubahan-perubahan psikososial dalam hal konsep diri, transisi karir (pekerjaan), seksualitas dan keluarga. Perubahan-perubahan ini dapat menimbulkan stress yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka (Potter & Perry, 1992). Namun demikian, stress tidak hanya menimbulkan dampak negatif, tetapi juga dampak positif. Apakah dampak itu positif atau negatif tergantung pada bagaimana seorang wanita menopause memandang dan mengendalikannya (Kuntjoro, 2002). Selain itu, apakah wanita menganggap menopause sebagai bagian dari suatu kehidupan yang wajar dan harus dialami sebagai sesuatu yang menandakan masa kehidupan yang baru dan lebih baik, maka gejala-gejala yang berkaitan dengan menopause tidak akan terlalu berat dan tidak akan menimbulkan kekacauan dalam keluarga (Gunarsa, 2002).
Masa menopause sering bertepatan dengan keadaan menegangkan dalam kehidupan wanita seperti merawat orang tua lanjut usia, memasuki masa pensiun, anak meninggalkan rumah. Ketegangan ini dapat menimbulkan gejala fisik dan Wanita menopause akan mengalami kestabilan emosi. Jika mereka mudah beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa menopause. Apabila seorang wanita tidak siap mental menghadapi masa menopause dan lingkungan psikososial tidak memberi dukungan yang positif, maka akan berakibat tidak baik terhadap kesehatan wanita menopause tersebut (Maspaitela, 2004).

 H. Mekanisme Koping
1. Pengertian Koping
Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 1999).
Sedangkan menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu.
Berdasarkan kedua definisi maka yang dimaksud mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.
2. Penggolongan Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (dua) (Stuart dan Sundeen, 1995) yaitu :
A.    Mekanisme koping adiptif
adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif.
b. Mekanisme koping maladaptif
Adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah makan berlebihan / tidak makan, bekerja berlebihan, menghindar.
3. Perbedaan Stres dan Gangguan Jiwa
·        Stres adalah pola adaptasi umum dan pola reaksi menghadapi stresor, yang dapat berasal dari dalam di individu maupun dari lingkungannya. Bila proses adaptasi berhasil dan stresor yang dihadapi dapat diatasi secara memadai, maka tidak akan timbul stres. Baru bila gagal dan terjadi ketidakmampuan, timbullah stres. Menurut Hans Selye: Stres tidak selalu merupakan hal yang negatif. Hanya bila individu menjadi terganggu dan kewalahan serta menimbulkan distres, barulah stres itu merupakan hal yang merugikan, sedangkan,
·         Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya di stress (misalnya nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai dengan peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American Psychiatric Association 1994 ).Sehingga dapat disimpulkan bahwa stress adalah salah satu sebab yang menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, dan gangguan jiwa adalah akibat yang ditimbulkan oleh stress itu sendiri.
·        Gangguan jiwa adalah GANGGUAN KESEIMBANGAN NEUROTRANSMITTER di otak (Neurotransmitter adalah hormone yang dibuat dalam otak di SISTEM LIMBIK)
Sistem Limbik (atau otak Paleomammalian) ada satu set struktur otak termasuk 
hipokampusamigdalanukleus thalamic anteriorseptumkorteks limbik dan forniks, yang tampaknya mendukung berbagai fungsi termasuk emosi, perilaku, memori jangka panjang, dan penciuman.


BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
          Setiap individu pasti pernah mengalami stres dan Manusia juga haruslah mampu dan pandai beradaptasi terutama pada wanita. Karena wanita sangat rentan dan mudah mengalami stres.Dari masa remaja, pranikah, kehamilan, melahirkan, nifas menyusui dan menopuse.
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran akibat tekanan, perubahan, ketegangan, emosi dan lain-lain yang menimbulkan dampak pada fisik dan psikologi seseorang. Sedangkan Adaptasi adalah penyesuaian diri, dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan sekitar dengan harapan mengatasi kesulitan dan hambatan dari persoalan yang ada karena perbedaan dari kebiasaan.
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress (misalnya nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai dengan peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American Psychiatric Association 1994 ).Sehingga dapat disimpulkan bahwa stress adalah salah satu sebab yang menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, dan gangguan jiwa adalah akibat yang ditimbulkan oleh stress itu sendiri.



3.2    Daftar Pustaka
1.     http://www.berbagimanfaat.com/2011/09/mekanisme-dan-respon-tubuh-terhadap.html (diakses pada tanggal 27 Oktober 2012 pada pukul 09.25 WIB)
http://kaskus-forum.blogspot.com/2011/11/gangguan-jiwa-depresi-berawal-dari.html(diakses pada tanggal 27 Oktober 2012 pada pukul 09.30 WIB)
http://medic-care.blogspot.com/2008/10/mekanisme-koping.html(diakses pada tanggal 27 Oktober 2012 pada pukul 09.45 WIB)
http://keluargacemara.com/psikologi/stres-dan-penanggulangannya.html
(diakses pada tanggal 27 Oktober 2012 pada pukul 09.25 WIB);
Hawari Dadang 2001;Heerdjan Soeharto 198 ; Maramis, 1999; Cornelli Vincent; Brecht Grant 2000;Desminiarti Sri Kusmiati 1990; W.A.Gerungan 1996; Potter & Perry, 1992; Kuntjoro, 2002; Gunarsa, 2002; Maspaitela, 2004; Keliat, 1999; Lazarus,1985; Stuart dan Sundeen,1995; Folkman, 1985; Townsend, 1996

1 komentar:

  1. Sands Casino: Online Casino in New Jersey
    Play the best online casino games 샌즈카지노 at Sands Casino NJ | Join us today and claim your welcome bonus. Sign up & get a 100% 인카지노 up to $1000 deposit match + 100 free 1xbet korean

    BalasHapus